Mycipongkor.com – Tidak banyak yang tahu bahwa di Kampung Cipari (lebih tepatnya Cipari Girang), Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kaupaten Bandung Barat terdapat sebuah monumen sejarah berupa tugu dan benteng yang berisi pahatan yang menggambarkan kekejaman para penjajah terhadap rakyat Indonesia pada masa penjajahan. Masyarakat setempat biasa menyebutnya “Tugu Pahlawan”.
Tugu ini merupakan satu-satunya monumen sejarah yang ada di Kampung Cipari. Namun sayangnya masyarakat setempat acuh terhadap warisan lokalnya sendiri sehingga monumen ini seolah tidak terawat. Padahal lokasi monumen ini tidak jauh dari pemukiman masyarakat.
Saya sendiri pernah melihat keadaan monumen ini secara langsung sekitar sepuluh tahun yang lalu ketika saya masih duduk di Sekolah Dasar. Masih terbayang jelas dalam memori seperti apa kondisinya.
Saat itu cukup memprihatinkan, tugu, benteng, dan sekelilingnya dipenuhi rumput liar dan menjalar. Tugu dan benteng nampak kusam dan lapuk karena cat sudah pudar. Mungkin bisa disebut bangunan tua yang terbengkalai.
Qadarullah, monumen ini kini sudah tidak seperti yang saya ceritakan di atas. Sekitar dua tahun yang lalu saya pernah mendatangi kembali Tugu Pahlawan ini. Kondisinya sudah nampak bersih, rapi, dan indah layaknnya bangunan baru.
Yuliani, salah seorang warga Kampung Cipari menuturkan bahwa awal mula Tugu Pahlawan diperbaiki adalah karena salah seorang pengguna media sosial facebook yang merupakan warga Kampung Cipari juga menyampaikan keluhannya terhadap monumen yang ada di daerahnya di grup facebook yang bernama “Baraya Urang Cipongkor”.
Ia menceritakan secara detail sejarah dibangunnya monumen tersebut dan menceritakan keluh kesahnya terhadap keadaan dan kondisi monumen tersebut. Banyak anggota grup yang merespon postingannya tersebut sehingga dari situlah masyarakat tersadarkan akan urgensi monumen tersebut.
Para pemuda dan aparat setempat tergerak hatinya untuk melestarikan kembali warisan daerahnya sendiri. Mereka berbondong-bondong, bergotong royong memperbaharui Tugu Pahlawan serta memperbaiki akses jalannya menjadi lebih baik.
Setelah diperbaharui kini Tugu Pahlawan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Tidak hanya warga setempat, bahkan dari luar daerah pun datang mengunjungi tempat ini. Ada yang camping, kegiatan Pramuka, hiking, piknik bersama keluarga dan sahabat, dan sebagainya seolah-olah Tugu Pahlawan menjadi destinasi wisata edukasi baru bagi mereka.
Namun, ada adab/etika tertentu yang harus ditaati ketika ingin mendatangi Tugu Pahlawan. Konon katanya, tugu ini merupakan tempat pemakaman para pahlawan yang meninggal karena dibunuh kejam oleh para penjajah (allahummagfirlahum warhamhum wa’afihim wa’fu ‘anhum).
Jadi, alangkah lebih baiknya bagi para pengunjung agar menjaga sikap dan memanjatkan doa untuk para almarhum (bertawasul). Demi menghormati para pendahulu kita yang telah memperjuangkan hak dan kewajibannya sebagai pribumi di tanah air kita Indonesia.
Mari menjadi generasi yang melek sejarah, peduli terhadap warisan budaya lokal dan melestarikannya.
Penulis: Sri Nuri