Sangu Geong Cinumas, Nasi Legend yang Kembali diminati Banyak Orang

nasi geong cinumas desa karangsari cipongkor bandung barat

Sangu Geong atau di beberapa daerah disebut juga sebagai nasi tiwul. Bahan dasar Sangu Geong adalah singkong yang rendah karbohidrat sehingga dipercaya lebih sehat dibandingkan dengan nasi biasa pada umumnya.

Pada masanya dulu, Sangu Geong menjadi bahan pokok makanan pribumi sebelum digantikan dengan nasi beras. Maka tak heran saat ini kita akan sangat kesulitan menemukan makanan khas ini.

Beruntung, salah satu warga di kampung Cinumas, Desa Karangsari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat mencoba memproduksi kembali Sangu geong ini.

Adalah Budiman yang semakin konsisten memproduksi Sangu Geong. Bahkan seiring perkembangannya, Sangu Geong Cinumas ini sudah mulai dipatenkan dengan merek “Oyek”.

Budiman mencoba berinovasi dengan bahan baku singkong sebelum memutuskan memproduksi Sangu Geong. Meski produksinya masih berskala rumahan namun nyatanya respon pasar sangatlah positif.

Sejauh ini pemasaran sangu geong Cinumas baru sebatas sekitaran kampung saja.

Menurut Budiman, nilai ekonomis singkong semakin berlipat setelah diolah menjadi sangu geong.

“Kalau satu kwintal singkong cuma dihargai Rp.50 ribu saja, setelah diolah jadi Geong, nilainya berlipat menjadi 400 ribuan lebih”. Kata Budiman.

Menurutnya singkong yang dihasilkan dari kebunnya hanya dihargai Rp.50 ribu saja perkwintalnya. Padahal 1 kwintal singkong mampu menghasilkan 30 kilogram nasi geong.

Sementara satu bungkus nasi geong dengan berat 1 kilogram dijual dengan harga Rp.15.000. Artinya 30 bungkus bungkus nasi geong nilainya menjadi Rp.450.000.

Maka keuntungan yang bisa diperoleh Budiman sebesar Rp.400.000 dipotong biaya produksi.

Kendala yang dialami Budiman dalam pengembangan produk Oyek atau Sangu Geong Ciumas adalah tidak adanya alat produksi yang memadai.

“Kalau ada mesin parud singkong sih produksi bisa lebih banyak”, tambahnya.

Selama ini singkong-singkong diolah dengan alat dapur seadanya, sehingga kapasitas produksi hanya mampu mencapai 10 hingga 15 bungkus saja perharinya.

Padahal peminat dari Sangu Geong Cinumas sendiri cukup tinggi, banyak konsumen yang tidak kebagian lantaran sudah kehabisan stok.

Budiman berharap kedepannya bisa mengembangkan sangu geong asli Kampung Cinumas ini dengan alat yang lengkap.

Bagi yang berminat dengan sangu geong khas Cinumas ini, silahkan bisa menghubungi Facebook Pelosok Jawa Barat atau klik disini: https://web.facebook.com/pelosokjawabarat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *