Kolecer Sunda, Menjaga Tradisi Kaulinan di Bandung Barat

kolecer sunda

Jika kamu berkunjung ke Kecamatan Cipongkor, Rongga hingga Gununghalu di Kabupaten Bandung Barat, maka akan kamu jumpai banyak sekali tiang-tiang kolecer di pinggir jalan dan di puncak-puncak gunung.

Orang sunda menyebutnya kolecer, namun jika kamu mencari kata “kolecer dalam bahasa Indonesia” di google maka akan dijumpai beberapa artikel yang menyebutkan kolecer adalah baling bambu.

Saat saya masih kecil, kolecer memang identik dengan baling-baling yang terbuat dari bambu. Anak-anak kecil di masanya kerap membuat kolecer untuk bermain saat angin kencang.

Kolecer dari bambu biasanya dibuat dengan ukuran yang kecil dan ringan, cara memainkannyapun cukup mudah karena hanya di pegang dan menghadap angin agar kolecer bisa berputar kencang.

Kolecer Sunda Bandung Barat

Kolecer sunda di Kabupaten Bandung Barat banyak tersebar di Kecamatan Cipongkor hingga Kecamatan Rongga karena kedua wilayah ini berbatasan secara langsung.

Kamu bisa menjumpai kolecer dengan ukuran besar di daerah Cintaasih, Cibenda hingga Cibitung.

Saat musim angin kencang antara bulan Januari hingga Maret menjadi waktu yang tepat untuk warga penggemar kolecer naik ke puncak-puncak gunung.

kolecer sunda cipongkor

Biasanya di puncak gunung sudah terpasang beberapa tiang penyangga kolecer yang terbuat dari bambu. Tiang-tiang ini terdiri dari 20 hingga 30 batang bambu besar dengan tinggi sekitar 15 meter hingga 20 meter.

Pada bagian atas tiang terpasang beberapa batang bambu sebagai tempat untuk memasang kolecer. Nantinya bentuknya akan menyerupai huruf T. Pada bagian depan digunakan untuk memasang kolecer raksasa, sementara pada bagian belakang sebagai penyeimbang sekaligus dipasang tali untuk memutar mengarahkan kolecer.

Ukuran Kolecer

Ada beberapa ukuran kolecer yang biasa dimainkan oleh masyarakat Bandung Barat. Kolecer kecil biasanya disebut dengan istilah “Jukjruk”. Kolecer ini berukuran kecil dan bisa dimainkan dengan cara dipegang saja.

Tidak ada ukuran pasti asalkan kecil dan bisa dipegang dengan tangan maka disebut kolecer jukjruk. Suara kolecer jukjruk juga cukup khas dengan suara melengking yang stabil.

Sementara kolecer besar rata-rata berukuran panjang 6 meter hingga 9 meter dengan lebar antara 16-18 cm. Berat untuk kolecer besar bisa mencapai 30 kg lebih.

Kolecer ini membutuhkan tiang yang besar untuk menopang tenaga yang besar. Suara yang dihasilkan sama persis seperti suara helicopter, terkadang saat angin sangat besar akan menimbulkan hentakan dengan suara menyerupai geludug.

Bahan Membuat Kolecer Sunda

Bahan membuat kolecer rata-rata menggunakan kayu tisuk, jenis kayu ini memiliki daun yang hampir mirip dengan daun jati dan memiliki kekuatan yang cukup bagus.

Sementara kalau kolecer jukjruk selain dari kayu tisuk juga bisa menggunakan pohon pelapah aren atau kawung.

Pada satu batang pohon kayu tisuk ternyata memiliki kualitas yang berbeda-beda. Kualitas terbaik adalah bagian batang yang sering di sinari oleh sinar matahari.

Nantinya batang kayu ini akan dipotong sesuai panjang kolecer yang diinginkan, kemudian di belah menjadi beberapa bagian. Satu belah batang kayu yang sudah menjadi bahan kolecer biasanya dihargai antara Rp.500 ribu hingga Rp.800 ribuan.

Sebelum di haluskan dengan mesin, batang ini pertama-tama harus di haluskan dengan menggunakan golok.

Suara kolecer juga dipengaruhi oleh serutan atau penghalusan pada ujung-ujung kolecernya. Pembuat bisa menentukan sendiri suara yang akan dihasilkan juga arah putaran kolecer.

Akhir Kata

Itulah sekilas tentang kolecer sunda Bandung Barat. Kolecer ini menjadi “kaulinan” warga Bandung Barat yang ada di daerah Cipongkor, Rongga hingga Gunung halu. Sekaligus menjaga tradisi dan budaya sunda yang ada di Jawa Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *